alif lām mīm ṣād.
Alif Lam Mim shad.
kitābun unzila ilaika falā yakun fī ṣadrika ḥarajum minhu litunżira bihī wa żikrā lil-mu'minīn(a).
(Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad); maka janganlah engkau sesak dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan (Kitab) itu dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman.
ittabi‘ū mā unzila ilaikum mir rabbikum wa lā tattabi‘ū min dūnihī auliyā'(a), qalīlam mā tażakkarūn(a).
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai pemimpin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.
wa kam min qaryatin ahlaknāhā fa jā'ahā ba'sunā bayātan au hum qā'ilūn(a).
Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan, siksaan Kami datang (menimpa penduduk)nya pada malam hari, atau pada saat mereka beristirahat pada siang hari.
famā kāna da‘wāhum iż jā'ahum ba'sunā illā an qālū innā kunnā ẓālimīn(a).
Maka ketika siksaan Kami datang menimpa mereka, keluhan mereka tidak lain, hanya mengucap, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”
fa lanas'alannal-lażīna ursila ilaihim wa lanas'alannal-mursalīn(a).
Maka pasti akan Kami tanyakan kepada umat yang telah mendapat seruan (dari rasul-rasul) dan Kami akan tanyai (pula) para rasul,
fa lanaquṣṣanna ‘alaihim bi‘ilmiw wa mā kunnā gā'ibīn(a).
dan pasti akan Kami beritakan kepada mereka dengan ilmu (Kami) dan Kami tidak jauh (dari mereka).
wal-waznu yauma'iżinil-ḥaqq(u), faman ṡaqulat mawāzīnuhū fa ulā'ika humul-mufliḥūn(a).
Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung,
wa man khaffat mawāzīnuhū fa ulā'ikal-lażīna khasirū anfusahum bimā kānū bi'āyātinā yaẓlimūn(a).
dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.
wa laqad makkannākum fil-arḍi wa ja‘alnā lakum fīhā ma‘āyisy(a), qalīlam mā tasykurūn(a).
Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.
wa laqad khalaqnākum ṡumma ṣawwarnākum ṡumma qulnā lil-malā'ikatisjudū li'ādama fa sajadū illā iblīs(a), lam yakum minas-sājidīn(a).
Dan sungguh, Kami telah menciptakan kamu, kemudian membentuk (tubuh)mu, kemudian Kami berfirman kepada para malaikat, “Bersujudlah kamu kepada Adam,” maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia (Iblis) tidak termasuk mereka yang bersujud.
qāla mā mana‘aka allā tasjuda iż amartuk(a), qāla ana khairum minh(u), khalaqtanī min nāriw wa khalaqtahū min ṭīn(in).
(Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”
qāla fahbiṭ minhā famā yakūnu laka an tatakabbara fīhā fakhruj innaka minaṣ-ṣāgirīn(a).
(Allah) berfirman, “Maka turunlah kamu darinya (surga); karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina.”
qāla anẓirnī ilā yaumi yub‘aṡūn(a).
(Iblis) menjawab, “Berilah aku penangguhan waktu, sampai hari mereka dibangkitkan.”
qāla innaka minal-munẓarīn(a).
(Allah) berfirman, “Benar, kamu termasuk yang diberi penangguhan waktu.”
qāla fabimā agwaitanī la'aq‘udanna lahum ṣirāṭakal-mustaqīm(a).
(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,
Ṡumma la'ātiyannahum mim baini aidīhim wa min khalfihim wa ‘an aimānihim wa ‘an syamā'ilihim, wa lā tajidu akṡarahum syākirīn(a).
kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”
qālakhruj minhā maż'ūmam madḥūrā(n), laman tabi‘aka minhum la'amla'anna jahannama minkum ajma‘īn(a).
(Allah) berfirman, “Keluarlah kamu dari sana (surga) dalam keadaan terhina dan terusir! Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka ada yang mengikutimu, pasti akan Aku isi neraka Jahanam dengan kamu semua.”
wa yā ādamuskun anta wa zaujukal-jannata fa kulā min ḥaiṡu syi'tumā wa lā taqrabā hāżihisy-syajarata fa takūnā minaẓ-ẓālimīn(a).
Dan (Allah berfirman), “Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.”
fa waswasa lahumasy-syaiṭānu liyubdiya lahumā mā wūriya ‘anhumā min sau'ātihimā wa qāla mā nahākumā rabbukumā ‘an hāżihisy-syajarati illā an takūnā malakaini au takūnā minal-khālidīn(a).
Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup. Dan (setan) berkata, “Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).”
wa qāsamahumā innī lakumā laminan-nāṣiḥīn(a).
Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, “Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasihatmu,”
fa dallāhumā bigurūr(in), falammā żāqasy-syajarata badat lahumā sau'ātuhumā wa ṭafiqā yakhṣifāni ‘alaihimā miw waraqil-jannah(ti), wa nādāhumā rabbuhumā alam anhakumā ‘an tilkumasy-syajarati wa aqul lakumā innasy-syaiṭāna lakumā ‘aduwwum mubīn(un).
dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratnya, maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga. Tuhan menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
qālā rabbanā ẓalamnā anfusanā wa illam tagfir lanā wa tarḥamnā lanakūnanna minal-khāsirīn(a).
Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”
qālahbiṭū ba‘ḍukum liba‘ḍin ‘aduww(un), wa lakum fil-arḍi mustaqarruw wa matā‘un ilā ḥīn(in).
(Allah) berfirman, “Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan.”
qāla fīhā taḥyauna wa fīhā tamūtūna wa minhā tukhrajūn(a).
(Allah) berfirman, “Di sana kamu hidup, di sana kamu mati, dan dari sana (pula) kamu akan dibangkitkan.”
yā banī ādama qad anzalnā ‘alaikum libāsay yuwārī sau'ātikum wa rīsyā(n), wa libāsut-taqwā żālika khair(un), żālika min āyātillāhi la‘allahum yażżakkarūn(a).
Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.
yā banī ādama lā yaftinannakumusy-syaiṭānu kamā akhraja abawaikum minal-jannati yanzi‘u ‘anhumā libāsahumā liyuriyahumā sau'ātihimā, innahū yarākum huwa wa qabīluhū min ḥaiṡu lā taraunahum, innā ja‘alnasy-syayāṭīna auliyā'a lil-lażīna lā yu'minūn(a).
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
wa iżā fa‘alū fāḥisyatan qālū wajadnā ‘alaihā ābā'anā wallāhu amaranā bihā, qul innallāha lā ya'muru bil-faḥsyā'(i), ataqūlūna ‘alallāhi mā lā ta‘lamūn(a).
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, “Kami mendapati nenek moyang kami melakukan yang demikian, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.” Katakanlah, “Sesungguhnya Allah tidak pernah menyuruh berbuat keji. Mengapa kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui?”
qul amara rabbī bil-qisṭ(i), wa aqīmū wujūhakum ‘inda kulli masjidiw wad‘ūhu mukhliṣīna lahud-dīn(a), kamā bada'akum ta‘ūdūn(a).
Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap salat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.
farīqan hadā wa farīqan ḥaqqa ‘alaihimuḍ-ḍalālah(tu), innahumuttakhażusy-syayāṭīna auliyā'a min dūnillāhi wa yaḥsabūna annahum muhtadūn(a).
Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi sepantasnya menjadi sesat. Mereka menjadikan setan-setan sebagai pelindung selain Allah. Mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.
yā banī ādama khużū zīnatakum ‘inda kulli masjidiw wa kulū wasyrabū wa lā tusrifū, innahū lā yuḥibbul-musrifīn(a).
Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
qul man ḥarrama zīnatallāhil-latī akhraja li‘ibādihī waṭ-ṭayyibāti minar-rizq(i), qul hiya lil-lażīna āmanū fil-ḥayātid-dun-yā khāliṣatay yaumal-qiyāmah(ti), każālika nufaṣṣilul-āyāti liqaumiy ya‘lamūn(a).
Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik? Katakanlah, “Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja) pada hari Kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang mengetahui.
qul innamā ḥarrama rabbiyal-fawāḥisya mā ẓahara minhā wa mā baṭana wal-iṡma wal-bagya bigairil-ḥaqqi wa an tusyrikū billāhi mā lam yunazzil bihī sulṭānaw wa an taqūlū ‘alallāhi mā lā ta‘lamūn(a).
Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zalim tanpa alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
wa likulli ummatin ajal(un), fa iżā jā'a ajaluhum lā yasta'khirūna sā‘ataw wa lā yastaqdimūn(a).
Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.
yā banī ādama immā ya'tiyannakum rusulum minkum yaquṣṣūna ‘alaikum āyātī, famanittaqā wa aṣlaḥa falā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanūn(a).
Wahai anak cucu Adam! Jika datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, yang menceritakan ayat-ayat-Ku kepadamu, maka barangsiapa bertakwa dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.
wal-lażīna każżabū bi'āyātinā wastakbarū ‘anhā ulā'ika aṣḥābun-nār(i), hum fīhā khālidūn(a).
Tetapi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
faman aẓlamu mimmaniftarā ‘alallāhi każiban au każżaba bi'āyātih(ī), ulā'ika yanāluhum naṣībuhum minal-kitāb(i), ḥattā iżā jā'athum rusulunā yatawaffaunahum, qālū aina mā kuntum tad‘ūna min dūnillāh(i), qālū ḍallū ‘annā wa syahidū ‘alā anfusihim annahum kānū kāfirīn(a).
Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Mereka itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan dalam Kitab sampai datang para utusan (malaikat) Kami kepada mereka untuk mencabut nyawanya. Mereka (para malaikat) berkata, “Manakah sembahan yang biasa kamu sembah selain Allah?” Mereka (orang musyrik) menjawab, “Semuanya telah lenyap dari kami.” Dan mereka memberikan kesaksian terhadap diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang kafir.
qāladkhulū fī umamin qad khalat min qablikum minal-jinni wal-insi fin-nār(i), kullamā dakhalat ummatul la‘anat ukhtahā, ḥattā iżaddārakū fīhā jamī‘ā(n), qālat ukhrāhum li'ūlāhum rabbanā hā'ulā'i aḍallūnā fa ātihim ‘ażāban ḍi‘fam minan-nār(i), qāla likullin ḍi‘fuw wa lākil lā ta‘lamūn(a).
Allah berfirman, “Masuklah kamu ke dalam api neraka bersama golongan jin dan manusia yang telah lebih dahulu dari kamu. Setiap kali suatu umat masuk, dia melaknat saudaranya, sehingga apabila mereka telah masuk semuanya, berkatalah orang yang (masuk) belakangan (kepada) orang yang (masuk) terlebih dahulu, “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami. Datangkanlah siksaan api neraka yang berlipat ganda kepada mereka” Allah berfirman, “Masing-masing mendapatkan (siksaan) yang berlipat ganda, tapi kamu tidak mengetahui.”
wa qālat ūlāhum li'ukhrāhum famā kāna lakum ‘alainā min faḍlin fa żūqul-‘ażāba bimā kuntum taksibūn(a).
Dan orang yang (masuk) terlebih dahulu berkata kepada yang (masuk) belakangan, “Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami. Maka rasakanlah azab itu karena perbuatan yang telah kamu lakukan.”
innal-lażīna każżabū bi'āyātinā wastakbarū ‘anhā lā tufattaḥu lahum abwābus-samā'i wa lā yadkhulūnal-jannata ḥattā yalijal-jamalu fī sammil-khiyāṭ(i), wa każālika najzil-mujrimīn(a).
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat.
lahum min jahannama mihāduw wa min fauqihim gawāsy(in), wa każālika najziẓ-ẓālimīn(a).
Bagi mereka tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim.
wal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti lā nukallifu nafsan illā wus‘ahā, ulā'ika aṣḥābul-jannah(ti), hum fīhā khālidūn(a).
Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan kebajikan, Kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Mereka itulah penghuni surga; mereka kekal di dalamnya,
wa naza‘nā mā fī ṣudūrihim min gillin tajrī min taḥtihimul-anhār(u), wa qālul-ḥamdu lillāhil-lażī hadānā lihāżā, wa mā kunnā linahtadiya lau lā an hadānallāh(u), laqad jā'at rusulu rabbinā bil-ḥaqq(i), wa nūdū an tilkumul-jannatu ūriṡtumūhā bimā kuntum ta‘malūn(a).
dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran.” Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan.”
wa nādā aṣḥābul-jannati aṣḥāban-nāri an qad wajadnā mā wa‘adanā rabbunā ḥaqqan fahal wajattum mā wa‘ada rabbukum ḥaqqā(n), qālū na‘am, fa ażżana mu'ażżinum bainahum al la‘natullāhi ‘alaẓ-ẓālimīn(a).
Dan para penghuni surga menyeru penghuni-penghuni neraka, “Sungguh, kami telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepada kami itu benar. Apakah kamu telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepadamu itu benar?” Mereka menjawab, “Benar.” Kemudian penyeru (malaikat) mengumumkan di antara mereka, “Laknat Allah bagi orang-orang zalim,
al-lażīna yaṣuddūna ‘an sabīlillāhi wa yabgūnahā ‘iwajā(n), wa hum bil-ākhirati kāfirūn(a).
(yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah dan ingin membelokkannya. Mereka itulah yang mengingkari kehidupan akhirat.”
wa bainahumā ḥijāb(un), wa ‘alal-a‘rāfi rijāluy ya‘rifūna kullam bisīmāhum, wa nādau aṣḥābal-jannati an salāmun ‘alaikum, lam yadkhulūhā wa hum yaṭma‘ūn(a).
Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A‘raf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, “Salamun ‘alaikum” (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk).
wa iżā ṣurifat abṣāruhum tilqā'a aṣḥābin-nāri qālū rabbanā lā taj‘alnā ma‘al-qaumiẓ-ẓālimīn(a).
Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang zalim itu.”
wa nādā aṣḥābul-a‘rāfi rijālay ya‘rifūnahum bisīmāhum qālū mā agnā ‘ankum jam‘ukum wa mā kuntum tastakbirūn(a).
Dan orang-orang di atas A‘raf (tempat yang tertinggi) menyeru orang-orang yang mereka kenal dengan tanda-tandanya sambil berkata, “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan, (ternyata) tidak ada manfaatnya buat kamu.
ahā'ulā'il-lażīna aqsamtum lā yanāluhumullāhu biraḥmah(tin), udkhulul-jannata lā khaufun ‘alaikum wa lā antum taḥzanūn(a).
Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?” (Allah berfirman), “Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati.”
wa nādā aṣḥābun-nāri aṣḥābal-jannati an afīḍū ‘alainā minal-mā'i au mimmā razaqakumullāh(u), qālū innallāha ḥarramahumā ‘alal-kāfirīn(a).
Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, “Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.” Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,”
al-lażīnattakhażū dīnahum lahwaw wa la‘ibaw wa garrathumul-ḥayātud-dun-yā, fal-yauma nansāhum kamā nasū liqā'a yaumihim hāżā, wa mā kānū bi'āyātinā yajḥadūn(a).
(yaitu) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.
wa laqad ji'nāhum bikitābin faṣṣalnāhu ‘alā ‘ilmin hudaw wa raḥmatal liqaumiy yu'minūn(a).
Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur'an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
hal yanẓurūna illā ta'wīlah(ū), yauma ya'tī ta'wīluhū yaqūlul-lażīna nasūhu min qablu qad jā'at rusulu rabbinā bil-ḥaqq(i), fahal lanā min syufa‘ā'a fa yasyfa‘ū lanā au nuraddu fa na‘mala gairal-lażī kunnā na‘mal(u), qad khasirū anfusahum wa ḍalla ‘anhum mā kānū yaftarūn(a).
Tidakkah mereka hanya menanti-nanti bukti kebenaran (Al-Qur'an) itu. Pada hari bukti kebenaran itu tiba, orang-orang yang sebelum itu mengabaikannya berkata, “Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran. Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan memberikan pertolongan kepada kami atau agar kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami akan beramal tidak seperti perbuatan yang pernah kami lakukan dahulu?” Mereka sebenarnya telah merugikan dirinya sendiri dan apa yang mereka ada-adakan dahulu telah hilang lenyap dari mereka.
inna rabbakumullāhul-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmin ṡummastawā ‘alal-‘arsy(i), yugsyil-lailan-nahāra yaṭlubuhū ḥaṡīṡā(n), wasy-syamsa wal-qamara wan-nujūma musakhkharātim bi'amrih(ī), alā lahul-khalqu wal-amr(u), tabārakallāhu rabbul-‘ālamīn(a).
Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.
ud‘ū rabbakum taḍarru‘aw wa khufūyah(tan), innahū lā yuḥibbul-mu‘tadīn(a).
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
wa lā tufsidū fil-arḍi ba‘da iṣlāḥihā wad‘ūhu khaufaw wa ṭama‘ā(n), inna raḥmatallāhi qarībum minal-muḥsinīn(a).
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.
wa huwal-lażī yursilur-riyāḥa busyram baina yadai raḥmatih(ī), ḥattā iżā aqallat saḥāban ṡiqālan suqnāhu libaladim mayyitin fa anzalnā bihil-mā'a fa akhrajnā bihī min kulliṡ-ṡamarāt(i), każālika nukhrijul-mautā la‘allakum tażakkarūn(a).
Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
wal-baladuṭ-ṭayyibu yakhruju nabātuhū bi'iżni rabbih(ī), wal-lażī khabuṡa lā yakhruju illā nakidā(n), każālika nuṣarriful-āyāti liqaumiy yasykurūn(a).
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
laqad arsalnā nūḥan ilā qaumihī fa qāla yā qaumi‘budullāha mā lakum min ilāhin gairuh(ū), innī akhāfu ‘alaikum ‘ażāba yaumin ‘aẓīm(in).
Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat).
qālal mala'u min qaumihī innā lanarāka fī ḍalālim mubīn(in).
Pemuka-pemuka kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami memandang kamu benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.”
qāla yā qaumi laisa bī ḍalālatuw wa lākinnī rasūlum mir rabbil-‘ālamīn(a).
Dia (Nuh) menjawab, “Wahai kaumku! Aku tidak sesat; tetapi aku ini seorang Rasul dari Tuhan seluruh alam.
uballigukum risālāti rabbī wa anṣaḥu lakum wa a‘lamu minallāhi mā lā ta‘lamūn(a).
Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
awa‘ajibtum an jā'akum żikrum mir rabbikum ‘alā rajulim minkum liyunżirakum wa litattaqū wa la‘allakum turḥamūn(a).
Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Tuhanmu melalui seorang laki-laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu dan agar kamu bertakwa, sehingga kamu mendapat rahmat?
fa każżabūhu fa anjaināhu wal-lażīna ma‘ahū fil-fulki wa agraqnal-lażīna każżabū bi'āyātinā, innahum kānū qauman ‘amīn(a).
Maka mereka mendustakannya (Nuh). Lalu Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal. Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).
wa ilā ‘ādin akhāḥum hūdā(n), qāla yā qaumi‘budullāha mā lakum min ilāhin gairuh(ū), afalā tattaqūn(a).
Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) Hud, saudara mereka. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?”
qālal-mala'ul-lażīna kafarū min qaumihī innā lanarāka fī safāhatiw wa innā lanaẓunnuka minal-kāżibīn(a).
Pemuka-pemuka orang-orang yang kafir dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami memandang kamu benar-benar kurang waras dan kami kira kamu termasuk orang-orang yang berdusta.”
qāla yā qaumi laisa bī safāhatuw wa lākinnī rasūlum mir rabbil-‘ālamīn(a).
Dia (Hud) menjawab, “Wahai kaumku! Bukan aku kurang waras, tetapi aku ini adalah Rasul dari Tuhan seluruh alam.
uballigukum risālāti rabbī wa ana lakum nāṣiḥun amīn(un).
Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku dan pemberi nasihat yang terpercaya kepada kamu.
awa‘ajibtum an jā'akum żikrum mir rabbikum ‘alā rajulim minkum liyunżirakum, ważkurū iż ja‘alakum khulafā'a mim ba‘di qaumi nūḥiw wa zādakum fil-khalqi basṭah(tan), fażkurū ālā'allāhi la‘allakum tufliḥūn(a).
Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Tuhanmu melalui seorang laki-laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu? Ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah setelah kaum Nuh, dan Dia lebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakan. Maka ingatlah akan nikmat-nikmat Allah agar kamu beruntung. ”
qālū aji'tanā lina‘budallāha waḥdahū wa nażara mā kāna ya‘budu ābā'unā, fa'tinā bimā ta‘idunā in kunta minaṣ ṣādiqīn(a).
Mereka berkata, “Apakah kedatanganmu kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh nenek moyang kami? Maka buktikanlah ancamanmu kepada kami, jika kamu benar!”
qāla qad waqa‘a ‘alaikum mir rabbikum rijsuw wa gaḍab(un), atujādilūnanī fī asmā'in sammaitumūhā antum wa ābā'ukum mā nazzalallāhu bihā min sulṭān(in), fantaẓirū innī ma‘akum minal-muntaẓirīn(a).
Dia (Hud) menjawab, “Sungguh, kebencian dan kemurkaan dari Tuhan akan menimpa kamu. Apakah kamu hendak berbantah denganku tentang nama-nama (berhala) yang kamu dan nenek moyangmu buat sendiri, padahal Allah tidak menurunkan keterangan untuk itu? Jika demikian, tunggulah! Sesungguhnya aku pun bersamamu termasuk yang menunggu.”
fa anjaināhu wal-lażīna ma‘ahū biraḥmatim minnā wa qaṭa‘nā dābiral-lażīna każżabū bi'āyātinā wa mā kānū mu'minīn(a).
Maka Kami selamatkan dia (Hud) dan orang-orang yang bersamanya dengan rahmat Kami dan Kami musnahkan sampai ke akar-akarnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Mereka bukanlah orang-orang beriman.
wa ilā ṡamūda akhāhum ṣāliḥā(n), qāla yā qaumi‘budullāha mā lakum min ilāhin gairuh(ū), qad jā'atkum bayyinatum mir rabbikum, hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarūhā ta'kul fī arḍillāhi wa lā tamassūhā bisū'in fa ya'khużakum ‘ażābun alīm(un).
Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih.”
ważkurū iż ja‘alakum khulafā'a mim ba‘di ‘ādiw wa bawwa'akum fil-arḍi tattakhiżūna min suhūlihā quṣūraw wa tanḥitūnal-jibāla buyūtā(n), fażkurū ālā'allāhi wa lā ta‘ṡau fil-arḍi mufsidīn(a).
Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum ‘Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi.
qālal-mala'ul-lażīnastakbarū min qaumihī lil-lażīnastuḍ‘ifū liman āmana minhum ata‘lamūna anna ṣāliḥam mursalum mir rabbih(ī), qālū innā bimā ursila bihī mu'minūn(a).
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, yaitu orang-orang yang telah beriman di antara kaumnya, “Tahukah kamu bahwa Saleh adalah seorang rasul dari Tuhannya?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami percaya kepada apa yang disampaikannya.”
qālal-lażīnastakbarū innā bil-lażī āmantum bihī kāfirūn(a).
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu percayai.”
fa ‘aqarun-nāqata wa ‘atau ‘an amri rabbihim wa qālū yā ṣāliḥu'tinā bimā ta‘idunā in kunta minal-mursalīn(a).
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya. Mereka berkata, “Wahai Saleh! Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang rasul.”
fa akhażathumur-rajfatu fa aṣbaḥū fī dārihim jāṡimīn(a).
Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.
fa tawallā ‘anhum wa qāla yā qaumi laqad ablagtukum risālata rabbī wa naṣaḥtu lakum wa lākil lā tuḥibbūnan-nāṣiḥīn(a).
Kemudian dia (Saleh) pergi meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat.”
wa lūṭan iż qāla liqaumihī ata'tūnal-fāḥisyata mā sabaqakum bihā min aḥadim minal-‘ālamīn(a).
Dan (Kami juga telah mengutus) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini).
innakum lata'tūnar-rijāla syahwatam min dūnin-nisā'(i), bal antum qaumum musrifūn(a).
Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”
wa mā kāna jawāba qaumihī illā an qālū akhrijūhum min qaryatikum, innahum unāsuy yataṭahharūn(a).
Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, “Usirlah mereka (Lut dan pengikutnya) dari negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci.”
fa anjaināhu wa ahlahū illamra'atahū kānat minal-gābirīn(a).
Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal.
wa amṭarnā ‘alaihim maṭarā(n), fanẓur kaifa kāna ‘āqibatul-mujrimīn(a).
Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu.
wa ilā madyana akhāhum syu‘aibā(n), qāla yā qaumi‘budullāha mā lakum min ilāhin gairuh(ū), qad jā'atkum bayyinatum mir rabbikum fa auful-kaila wal-mīzāna wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā'ahum wa lā tufsidū fil-arḍi ba‘da iṣlāḥihā, żālikum khairul lakum in kuntum mu'minīn(a).
Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.”
wa lā taq‘udū bikulli ṣirāṭin tū‘idūna wa taṣuddūna ‘an sabīlillāhi man āmana bihī wa tabgūnahā ‘iwajā(n), ważkurū iż kuntum qalīlan fa kaṡṡarakum, wanẓurū kaifa kāna ‘āqibatul-mufsidīn(a).
Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah dan ingin membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.
wa in kāna ṭā'ifatum minkum āmanū bil-lażī ursiltu bihī wa ṭā'ifatul lam tu'minū faṣbirū ḥattā yaḥkumallāhu bainanā, wa huwa khairul-ḥākimīn(a).
Jika ada segolongan di antara kamu yang beriman kepada (ajaran) yang aku diutus menyampaikannya, dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah sampai Allah menetapkan keputusan di antara kita. Dialah hakim yang terbaik.
qālal-mala'ul-lażīnastakbarū min qaumihī lanukhrijannaka yā syu‘aibu wal-lażīna āmanū ma‘aka min qaryatinā au lata‘ūdunna fī millatinā, qāla awalau kunnā kārihīn(a).
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri dari kaum Syuaib berkata, “Wahai Syuaib! Pasti kami usir engkau bersama orang-orang yang beriman dari negeri kami, kecuali engkau kembali kepada agama kami.”Syuaib berkata, “Apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak suka?
qadiftarainā ‘alallāhi każiban in ‘udnā fī millatikum ba‘da iż najjānallāhu minhā, wa mā yakūnu lanā an na‘ūda fīhā illā ay yasyā'allāhu rabbunā, wasi‘a rabbunā kulla syai'in ‘ilmā(n), ‘alallāhi tawakkalnā, rabbanaftaḥ bainanā wa baina qauminā bil-ḥaqqi wa anta khairul-fātiḥīn(a).
Sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, setelah Allah melepaskan kami darinya. Dan tidaklah pantas kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.”
wa qālal-mala'ul-lażīna kafarū min qaumihī la'inittaba‘tum syu‘aiban innakum iżal lakhāsirūn(a).
Dan pemuka-pemuka dari kaumnya (Syuaib) yang kafir berkata (kepada sesamanya), “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syuaib, tentu kamu menjadi orang-orang yang rugi.”
fa akhażathumur-rajfatu fa aṣbaḥū fī dārihim jāṡimīn(a).
Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.
al-lażīna każżabū syu‘aiban ka'allam yagnau fīhā, al-lażīna każżabū syu‘aiban kānū humul-khāsirīn(a).
Orang-orang yang mendustakan Syuaib seakan-akan mereka belum pernah tinggal di (negeri) itu. Mereka yang mendustakan Syuaib, itulah orang-orang yang rugi.
fa tawallā ‘anhum wa qāla yā qaumi laqad ablagtukum risālāti rabbī wa naṣaḥtu lakum, fa kaifa āsā ‘alā qaumin kāfirīn(a).
Maka Syuaib meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang kafir?”
wa mā arsalnā fī qaryatim min nabiyyin illā akhażnā ahlahā bil-ba'sā'i waḍ-ḍarrā'i la‘allahum yaḍḍarra‘ūn(a).
Dan Kami tidak mengutus seorang nabi pun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan agar mereka (tunduk dengan) merendahkan diri.
Ṡumma baddalnā makānas-sayyi'atil-ḥasanata ḥattā ‘afau wa qālū qad massa ābā'anaḍ-ḍarrā'u was-sarrā'u fa akhażnāhum bagtataw wa hum lā yasy‘urūn(a).
Kemudian Kami ganti penderitaan itu dengan kesenangan (sehingga keturunan dan harta mereka) bertambah banyak, lalu mereka berkata, “Sungguh, nenek moyang kami telah merasakan penderitaan dan kesenangan,” maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari.
wa lau anna ahlal-qurā āmanū wattaqau lafataḥnā ‘alaihim barakātim minas-samā'i wal ardḍi wa lākin każżabū fa akhażnāhum bimā kānū yaksibūn(a).
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
afa amina ahlul-qurā ay ya'tiyahum ba'sunā bayātaw wa hum nā'imūn(a).
Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?
awa amina ahlul-qurā ay ya'tiyahum ba'sunā ḍuḥaw wa hum yal‘abūn(a).
Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain?
afa aminū makrallāh(i), falā ya'manu makrallāhi illal-qaumul khāsirūn(a).
Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi.
awalam yahdi lil-lażīna yariṡūnal-arḍa mim ba‘di ahlihā allau nasyā'u aṣabnāhum biżunūbihim, wa naṭba‘u ‘alā qulūbihim fahum lā yasma‘ūn(a).
Atau apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri setelah (lenyap) penduduknya? Bahwa kalau Kami menghendaki pasti Kami siksa mereka karena dosa-dosanya; dan Kami mengunci hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran).
tilkal-qurā naquṣṣu ‘alaika min ambā'ihā, wa laqad jā'athum rusuluhum bil-bayyināt(i), famā kānū liyu'minū bimā każżabū min qabl(u), każālika yaṭba‘ullāhu ‘alā qulūbil-kāfirīn(a).
Itulah negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian kisahnya kepadamu. Rasul-rasul mereka benar-benar telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Tetapi mereka tidak beriman (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya. Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang kafir.
wa mā wajadnā li'akṡarihim min ‘ahd(in), wa iw wajadnā akṡarahum lafāsiqīn(a).
Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sebaliknya yang Kami dapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang benar-benar fasik.
Ṡumma ba‘aṡnā mim ba‘dihim mūsā bi'āyātinā ilā fir‘auna wa mala'ihī fa ẓalamū bihā, fanẓur kaifa kāna ‘āqibatul-mufsidīn(a).
Setelah mereka, kemudian Kami utus Musa dengan membawa bukti-bukti Kami kepada Fir‘aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari bukti-bukti itu. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.
wa qāla mūsa yā fir‘aunu innī rasūlum mir rabbil-‘ālamīn(a).
Dan Musa berkata, “Wahai Fir‘aun! Sungguh, aku adalah seorang utusan dari Tuhan seluruh alam,
Ḥaqīqun ‘alā allā aqūla ‘alallāhi illal-ḥaqq(a), qad ji'tukum bibayyinatim mir rabbikum fa arsil ma‘iya banī isrā'īl(a).
aku wajib mengatakan yang sebenarnya tentang Allah. Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersamaku.”
qāla in kunta ji'ta bi'āyatin fa'ti bihā in kunta minaṣ ṣādiqīn(a).
Dia (Fir‘aun) menjawab, “Jika benar engkau membawa sesuatu bukti, maka tunjukkanlah, kalau kamu termasuk orang-orang yang benar.”
fa alqā ‘aṣāhu fa iżā hiya ṡu‘bānum mubīn(un).
Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.
wa naza‘a yadahū fa iżā hiya baiḍā'u lin-nāẓirīn(a).
Dan dia mengeluarkan tangannya, tiba-tiba tangan itu menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang melihatnya.
qālal-mala'u min qaumi fir‘auna inna hāżā lasāḥirum ‘alīm(un).
Pemuka-pemuka kaum Fir‘aun berkata, “Orang ini benar-benar pesihir yang pandai,
yurīdu ay yukhrijakum min arḍikum, fa māżā ta'murūn(a).
yang hendak mengusir kamu dari negerimu.” (Fir‘aun berkata), “Maka apa saran kamu?”
qālū arjih wa akhāhu wa arsil fil-madā'ini ḥāsyirīn(a).
(Pemuka-pemuka) itu menjawab, “Tahanlah (untuk sementara) dia dan saudaranya dan utuslah ke kota-kota beberapa orang untuk mengumpulkan (para pesihir),
ya'tūka bikulli sāḥirin ‘alīm(in).
agar mereka membawa semua pesihir yang pandai kepadamu.”
wa jā'as-saḥaratu fir‘auna qālū inna lanā la'ajran in kunnā naḥnul-gālibīn(a).
Dan para pesihir datang kepada Fir‘aun. Mereka berkata, “(Apakah) kami akan mendapat imbalan, jika kami menang?”
qāla na‘am wa innakum laminal-muqarrabīn(a).
Dia (Fir‘aun) menjawab, “Ya, bahkan kamu pasti termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku).”
qālū yā mūsā immā an tulqiya wa immā an nakūna naḥnul-mulqīn(a).
Mereka (para pesihir) berkata, “Wahai Musa! Engkaukah yang akan melemparkan lebih dahulu, atau kami yang melemparkan?”
qāla alqū, falammā alqau saḥarū a‘yunan-nāsi wastarhabūhum wa jā'ū bisiḥrin ‘aẓīm(in).
Dia (Musa) menjawab, “Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka setelah mereka melemparkan, mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut, karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan).
wa auḥainā ilā mūsā an alqi ‘aṣāk(a), fa iżā hiya talqafu mā ya'fikūn(a).
Dan Kami wahyukan kepada Musa, “Lemparkanlah tongkatmu!” Maka tiba-tiba ia menelan (habis) segala kepalsuan mereka.
fa waqa‘al-ḥaqqu wa baṭala mā kānū ya‘malūn(a).
Maka terbuktilah kebenaran, dan segala yang mereka kerjakan jadi sia-sia.
fa gulibū hunālika wanqalabū ṣāgirīn(a).
Maka mereka dikalahkan di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.
wa ulqiyas-saḥaratu sājidīn(a).
Dan para pesihir itu serta merta menjatuhkan diri dengan bersujud.
qālū āmannā birabbil-‘ālamīn(a).
Mereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan seluruh alam,
rabbi mūsā wa hārūn(a).
(yaitu) Tuhannya Musa dan Harun.”
qāla fir‘aunu āmantum bihī qabla an āżana lakum, inna hāżā lamakrum makartumūhu fil-madīnati litukhrijū minhā ahlahā, fa saufa ta‘lamūn(a).
Fir‘aun berkata, “Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini, untuk mengusir penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini).
la'uqaṭṭi‘anna aidiyakum wa arjulakum min khilāfin ṡumma la'uṣallibannakum ajma‘īn(a).
Pasti akan aku potong tangan dan kakimu dengan bersilang (tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya), kemudian aku akan menyalib kamu semua.”
qālū innā ilā rabbinā munqalibūn(a).
Mereka (para pesihir) menjawab, “Sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.
wa mā tanqimu minnā illā an āmannā bi'āyāti rabbinā lammā jā'atnā, rabanā afrig ‘alainā ṣabraw wa tawaffanā muslimīn(a).
Dan engkau tidak melakukan balas dendam kepada kami, melainkan karena kami beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami.” (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).”
wa qālal-mala'u min qaumi fir‘auna atażaru mūsā wa qaumahū liyufsidū fil-arḍi wa yażaraka wa ālihatak(a), qāla sanuqattilu abnā'ahum wa nastaḥyī nisā'ahum, wa innā fauqahum qāhirūn(a).
Dan para pemuka dari kaum Fir‘aun berkata, “Apakah engkau akan membiarkan Musa dan kaumnya untuk berbuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkanmu dan tuhan-tuhanmu?” (Fir‘aun) menjawab, “Akan kita bunuh anak-anak laki-laki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka.”
qāla mūsā liqaumihista‘īnū billāhi waṣbirū, innal-arḍa lillāh(i), yūriṡuhā may yasyā'u min ‘ibādih(ī), wal-‘āqibatu lil-muttaqīn(a).
Musa berkata kepada kaumnya, “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah; diwariskan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
qālū ūżīnā min qabli an ta'tiyanā wa mim ba‘di mā ji'tanā, qāla ‘asā rabbukum ay yuhlika ‘aduwwakum wa yastakhlifakum fil-arḍi fa yanẓura kaifa ta‘malūn(a).
Mereka (kaum Musa) berkata, ”Kami telah ditindas (oleh Fir‘aun) sebelum engkau datang kepada kami dan setelah engkau datang.” (Musa) menjawab, “Mudah-mudahan Tuhanmu membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi; maka Dia akan melihat bagaimana perbuatanmu.”
wa laqad akhażnā āla fir‘auna bis-sinīna wa naqṣim minaṡ-ṡamarāti la‘allahum yażżakkarūn(a).
Dan sungguh, Kami telah menghukum Fir‘aun dan kaumnya dengan (mendatangkan musim kemarau) bertahun-tahun dan kekurangan buah-buahan, agar mereka mengambil pelajaran.
fa iżā jā'athumul-ḥasanatu qālū lanā hāżihī, wa in tuṣibhum sayyi'atuy yaṭṭayyarū bimūsā wa mam ma‘ah(ū), alā innamā ṭā'iruhum ‘indallāhi wa lākinna aksṡarahum lā ya‘lamūn(a).
Kemudian apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, “Ini adalah karena (usaha) kami.” Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. Ketahuilah, sesungguhnya nasib mereka di tangan Allah, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui.
wa qālū mahmā ta'tinā bihī min āyatil litasḥaranā bihā, famā naḥnu laka bimu'minīn(a).
Dan mereka berkata (kepada Musa), “Bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami untuk menyihir kami, kami tidak akan beriman kepadamu.”
fa arsalnā ‘alaihimuṭ-ṭūfāna wal-jarāda wal-qummala waḍ-ḍafādi‘a wad-dama āyātim mufaṣṣalāt(in), fastakbarū wa kānū qaumam mujrimīn(a).
Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.
wa lammā waqa‘a ‘alihimur-rijzu qālū yā mūsad‘u lanā rabbaka bimā ‘ahida ‘indak(a), la'in kasyafta ‘annar-rijza lanu'minanna laka wa lanursilanna ma‘aka banī isrā'īl(a).
Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata, “Wahai Musa! Mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu sesuai dengan janji-Nya kepadamu. Jika engkau dapat menghilangkan azab itu dari kami, niscaya kami akan beriman kepadamu dan pasti akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.”
falammā kasyafnā ‘anhumur-rijza ilā ajalin hum bāligūhu iżā hum yankuṡūn(a).
Tetapi setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang harus mereka penuhi ternyata mereka ingkar janji.
fantaqamnā minhum fa agraqnāhum fil-yammi bi'annahum każżabū bi'āyātinā wa kānū ‘anhā gāfilīn(a).
Maka Kami hukum sebagian di antara mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka di laut karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan melalaikan ayat-ayat Kami.
wa auraṡnal-qaumal-lażīna kānū yustaḍ‘afūna masyāriqal-arḍi wa magāribahal-latī bāraknā fīhā, wa tammat kalimatu rabbikal-ḥusnā ‘alā banī isrā'īl(a), bimā ṣabarū, wa dammarnā mā kāna yaṣna‘u fir‘aunu wa qaumuhū wa mā kānū ya‘risyūn(a).
Dan Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. Dan telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir‘aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun.
wa jāwaznā bibanī isrā'īlal-baḥra fa atau ‘alā qaumiy ya‘kufūna ‘alā aṣnāmil lahum, qālū yā mūsaj‘al lanā ilāhan kamā lahum ālihah(tun), qāla innakum qaumun tajhalūn(a).
Dan Kami selamatkan Bani Israil menyeberangi laut itu (bagian utara dari Laut Merah). Ketika mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka (Bani Israil) berkata, “Wahai Musa! Buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala).” (Musa) menjawab, “Sungguh, kamu orang-orang yang bodoh.”
inna hā'ulā'i mutabbarum mā hum fīhi wa bāṭilum mā kānū ya‘malūn(a).
Sesungguhnya mereka akan dihancurkan (oleh kepercayaan) yang dianutnya dan akan sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.
qāla agairallāhi abgīkum ilāhaw wa huwa faḍḍalakum ‘alal-‘ālamīn(a).
Dia (Musa) berkata, “Pantaskah aku mencari tuhan untukmu selain Allah, padahal Dia yang telah melebihkan kamu atas segala umat (pada masa itu).”
wa iż anjainākum min āli fir‘auna yasūmūnakum sū'al-‘ażāb(i), yuqattilūna abnā'akum wa yastaḥyūna nisā'akum wa fī żālikum balā'um mir rabbikum ‘aẓīm(un).
Dan (ingatlah wahai Bani Israil) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir‘aun) dan kaumnya, yang menyiksa kamu dengan siksaan yang sangat berat, mereka membunuh anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari Tuhanmu.
wa wā‘adnā mūsā ṡalāṡīna lailataw wa atmamnāhā bi‘asyrin fa tamma mīqātu rabbihī arba‘īna lailah(tan), wa qāla mūsā li'akhīhi hārūnakhlufnī fī qaumī wa aṣliḥ wa lā tattabi‘ sabīlal-mufsidīn(a).
Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.”
wa lammā jā'a mūsā limīqātinā wa kallamahū rabbuh(ū), qāla rabbi arinī anẓur ilaik(a), qāla lan tarānī wa lākininẓur ilal-jabali fa inistaqarra makānahū fa saufa tarānī, falammā tajallā rabbuhū lil-jabali ja‘alahū dakkaw wa kharra mūsā ṣa‘iqā(n), falammā afāqa qāla subḥānaka tubtu ilaika wa ana awwalul-mu'minīn(a).
Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah) berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”
qāla yā mūsā inniṣṭafaituka ‘alan-nāsi birisālātī wa bikalāmī, fa khuż mā ātaituka wa kum minasy-syākirīn(a).
(Allah) berfirman, “Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku dan firman-Ku, sebab itu berpegang-teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur.”
wa katabnā lahū fil-alwāḥi min kulli syai'im mau‘iẓataw wa tafṣīlal likulli syai'(in), fa khużhā biquwwatiw wa'mur qaumaka ya'khużū bi'aḥsanihā, sa'urīkum dāral-fāsiqīn(a).
Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada lauh-lauh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan untuk segala hal; maka (Kami berfirman), “Berpegangteguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu berpegang kepadanya dengan sebaik-baiknya, Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang fasik.”
sa'aṣrifu ‘an āyātiyal-lażīna yatakabbarūna fil-arḍi bigairil-ḥaqq(i), wa iy yarau kulla āyatil lā yu'minū bihā, wa iy yarau sabīlar-rusydi lā yattakhiżūhu sabīlā(n), wa iy yarau sabīlal-gayyi yattakhiżūhu sabīlā(n), żālika bi'annahum każżabū bi'āyātinā wa kānū ‘anhā gāfilīn(a).
Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikian adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya.
wal-lażīna każżabū bi'āyātinā wa liqā'il-ākhirati ḥabiṭat a‘māluhum, hal yujzauna illā mā kānū ya‘malūn(a).
Dan orang-orang yang mendustakan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan (mendustakan) adanya pertemuan akhirat, sia-sialah amal mereka. Mereka diberi balasan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
wattakhaża mūsā mim ba‘dihī min ḥuliyyihim ‘ijlan jasadal lahū khuwār(un), alam yarau annahū lā yukallimuhum wa lā yahdīhim sabīlā(n), ittakhażūhu wa kānū ẓālimīn(a).
Dan kaum Musa, setelah kepergian (Musa ke Gunung Sinai) mereka membuat patung anak sapi yang bertubuh dan dapat melenguh (bersuara) dari perhiasan (emas). Apakah mereka tidak mengetahui bahwa (patung) anak sapi itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan). Mereka adalah orang-orang yang zalim.
wa lammā suqiṭa fī aidīhim wa ra'au annahum qad ḍallū, qālū la'il lam yarḥamnā rabbunā wa yagfir lanā lanakūnanna minal-khāsirīn(a).
Dan setelah mereka menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa telah sesat, mereka pun berkata, “Sungguh, jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang rugi.”
wa lammā raja‘a mūsā ilā qaumihī gaḍbāna asifā(n), qāla bi'samā khalaftumūnī mim ba‘dī, a‘ajiltum amra rabbikum, wa alqal-alwāḥa wa akhaża bira'si akhīhi yajurruhū ilaih(i), qālabna umma innal-qaumastaḍ‘afūnī wa kādū yaqtulūnanī, falā tusymit biyal-a‘dā'a wa lā taj‘alnī ma‘al-qaumiẓ-ẓālimīn(a).
Dan ketika Musa telah kembali kepada kaumnya, dengan marah dan sedih hati dia berkata, “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan selama kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?” Musa pun melemparkan lauh-lauh (Taurat) itu dan memegang kepala saudaranya (Harun) sambil menarik ke arahnya. (Harun) berkata, “Wahai anak ibuku! Kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir saja mereka membunuhku, sebab itu janganlah engkau menjadikan musuh-musuh menyoraki melihat kemalanganku, dan janganlah engkau jadikan aku sebagai orang-orang yang zalim.”
qāla rabbigfirlī wa li'akhī wa adkhilnā fī raḥmatik(a), wa anta arḥamur-rāḥimīn(a).
Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang dari semua penyayang.”
innal-lażīnattakhażul-‘ijla sayanāluhum gaḍabum mir rabbihim wa żillatun fil-ḥayātid-dun-yā, wa każālika najzil-muftarīn(a).
Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahannya), kelak akan menerima kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebohongan.
wal-lażīna ‘amilus-sayyi'āti ṡumma tābū mim ba‘dihā wa āmanū inna rabbaka mim ba‘dihā lagafūrur raḥīm(un).
Dan orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan, kemudian bertobat dan beriman, niscaya setelah itu Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang.
wa lammā sakata ‘am mūsal-gaḍabu akhażal-alwāḥ(a), wa fī nuskhatihā hudaw wa raḥmatul lil-lażīna hum lirabbihim yarhabūn(a).
Dan setelah amarah Musa mereda, diambilnya (kembali) lauh-lauh (Taurat) itu; di dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannya.
wakhtāra mūsā qaumahū sab‘īna rajulal limīqātinā, falammā akhażathumur-rajfatu qāla rabbi lau syi'ta ahlaktahum min qablu wa iyyāy(a), atuhlikunā bimā fa‘alas-sufahā'u minnā, in hiya illā fitnatuk(a), tuḍillu bihā man tasyā'u wa tahdī man tasyā'(u), anta waliyyunā fagfir lanā warḥamnā wa anta khairul-gāfirīn(a).
Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohon tobat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Ketika mereka ditimpa gempa bumi, Musa berkata, “Ya Tuhanku, jika Engkau kehendaki, tentulah Engkau binasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang berakal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari-Mu, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah pemimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat. Engkaulah pemberi ampun yang terbaik.”
waktub lanā fī hāżihid-dun-yā ḥasanataw wa fil-ākhirati innā hudnā ilaik(a), qāla ‘ażābī uṣību bihī man asyā'(u), wa raḥmatī wasi‘at kulla syai'(in), fa sa'aktubuhā lil-lażīna yattaqūna wa yu'tūnaz-zakāta wal-lażīna hum bi'āyātinā yu'minūn(a).
Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sungguh, kami kembali (bertobat) kepada Engkau. (Allah) berfirman, “Siksa-Ku akan Aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.”
al-lażīna yattabi‘ūnar-rasūlan nabiyyal-ummiyyal-lażī yajidūnahū maktūban ‘indahum fit-taurāti wal-injīli ya'muruhum bil-ma‘rūfi wa yanhāhum ‘anil-munkari wa yuḥillu lahumuṭ-ṭayyibāti wa yuḥarrimu ‘alaihimul-khabā'iṡa wa yaḍa‘u ‘anhum iṣrahum wal-aglālal-latī kānat ‘alaihim, fal-lażīna āmanū bihī wa ‘azzarūhu wa naṣarūhu wattaba‘un nūral-lażī unzila ma‘ah(ū), ulā'ika humul-mufliḥūn(a).
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung.
qul yā ayyuhan-nāsu innī rasūlullāhi ilaikum jamī‘anil-lażī lahū mulkus-samāwāti wal-arḍ(i), lā ilāha illā huwa yuḥyī wa yumīt(u), fa āminū billāhi wa rasūlihin-nabiyyil-ummiyyil-lażī yu'minu billāhi wa kalimatihī wattabi‘ūhu la‘allakum tahtadūn(a).
Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk.”
wa min qaumi mūsā ummatuy yahdūna bil-ḥaqqi wa bihī ya‘dilūn(a).
Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan (dasar) kebenaran dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil menjalankan keadilan.
wa qaṭṭa‘nāhumuṡnatai ‘asyrata asbāṭan umamā(n), wa auḥainā ilā mūsā iżistasqāhu qaumuhū aniḍrib bi‘aṣākal-ḥajar(a), fambajasat minhuṡnatā ‘asyrata ‘ainā(n), qad ‘alima kullu unāsim masyrabahum, wa ẓallalnā ‘alaihimul-gamāma wa anzalnā ‘alaihimul-manna was-salwā, kulū min ṭayyibāti mā razaqnākum, wa mā ẓalamūnā wa lākin kānū anfusahum yaẓlimūn(a).
Dan Kami membagi mereka menjadi dua belas suku yang masing-masing berjumlah besar, dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka memancarlah dari (batu) itu dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing. Dan Kami naungi mereka dengan awan dan Kami turunkan kepada mereka mann dan salwa. (Kami berfirman), “Makanlah yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu.” Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi merekalah yang selalu menzalimi dirinya sendiri.
wa iżā qīla lahumuskunū hāżihil-qaryata wa kulū minhā ḥaiṡu syi'tum wa qūlū ḥiṭṭatuw wadkhulul-bāba sujjadan nagfir lakum khaṭī'ātikum, sanazīdul-muḥsinīn(a).
Dan (ingatlah), ketika dikatakan kepada mereka (Bani Israil), “Diamlah di negeri ini (Baitulmaqdis) dan makanlah dari (hasil bumi)nya di mana saja kamu kehendaki.” Dan katakanlah, “Bebaskanlah kami dari dosa kami dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu.” Kelak akan Kami tambah (pahala) kepada orang-orang yang berbuat baik.
fa baddalal-lażīna ẓalamū minhum qaulan gairal-lażī qīla lahum fa arsalnā ‘alaihim rijzam minas-samā'i bimā kānū yaẓlimūn(a).
Maka orang-orang yang zalim di antara mereka mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kezaliman mereka.
was'alhum ‘anil-qaryatil-latī kānat ḥāḍiratal-baḥr(i), iż ya‘dūna fis-sabti iż ta'tīhim ḥītānuhum yauma sabtihim syurra‘aw wa yauma lā yasbitūn(a), lā ta'tīhim - każālika - nablūhum bimā kānū yafsuqūn(a).
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, (yaitu) ketika datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, padahal pada hari-hari yang bukan Sabat ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka disebabkan mereka berlaku fasik.
wa iż qālat ummatum minhum lima ta‘iẓūna qaumā(n), allāhu muhlikuhum au mu‘ażżibuhum ‘ażāban syadīdā(n), qālū ma‘żiratan ilā rabbikum wa la‘allahum yattaqūn(a).
Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, “Mengapa kamu menasihati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras?” Mereka menjawab, “Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa.”
falammā nasū mā żukkirū bihī anjainal-lażīna yanhauna ‘anis-sū'i wa akhażnal-lażīna ẓalamū bi‘ażābim ba'īsim bimā kānū yafsuqūn(a).
Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.
falammā ‘atau ‘am mā nuhū ‘anhu qulnā lahum kūnū qiradatan khāsi'īn(a).
Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang. Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina.”
wa iż ta'ażżana rabbuka layab‘aṡanna ‘alaihim ilā yaumil-qiyāmati may yasūmuhum sū'al-‘ażāb(i), inna rabbaka lasarī‘ul-‘iqāb(i), wa innahū lagafūrur raḥīm(un).
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sungguh, Dia akan mengirim orang-orang yang akan menimpakan azab yang seburuk-buruknya kepada mereka (orang Yahudi) sampai hari Kiamat. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.
wa qaṭṭa‘nāhum fil-arḍi umamā(n), minhumuṣ-ṣāliḥūna wa minhum dūna żālik(a), wa balaunāhum bil-ḥasanāti was-sayyi'āti la‘allahum yarji‘ūn(a).
Dan Kami pecahkan mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan ada yang tidak demikian. Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
fa khalafa mim ba‘dihim khalfuw wariṡul-kitāba ya'khużūna ‘araḍa hāżal-adnā wa yaqūlūna sayugfaru lanā, wa iy ya'tihim ‘araḍum miṡluhū ya'khużūh(u), alam yu'khaż ‘alaihim mīṡāqul-kitābi allā yaqūlū ‘alallāhi illal-ḥaqqa wa darasū mā fīh(i), wad-dārul-ākhiratu khairul lil-lażīna yattaqūn(a), afalā ta‘qilūn(a).
Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Lalu mereka berkata, “Kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam Kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?
wal-lażīna yumassikūna bil-kitābi wa aqāmuṣ-ṣalāh(ta), innā lā nuḍī‘u ajral-muṣliḥīn(a).
Dan orang-orang yang berpegang teguh pada Kitab (Taurat) serta melaksanakan salat, (akan diberi pahala). Sungguh, Kami tidak akan menghilangkan pahala orang-orang saleh.
wa iż nataqnal-jabala fauqahum ka'annahum ẓullatuw wa ẓannū annahū wāqi‘um bihim, khużū mā ātainākum biquwwatiw ważkurū mā fīhi la‘allakum tattaqūn(a).
Dan (ingatlah) ketika Kami mengangkat gunung ke atas mereka, seakan-akan (gunung) itu naungan awan dan mereka yakin bahwa (gunung) itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami firmankan kepada mereka), “Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya agar kamu menjadi orang-orang bertakwa.”
wa iż akhaża rabbuka mim banī ādama min ẓuhūrihim żurriyyatahum wa asyhadahum ‘alā anfusihim, alastu birabbikum, qālū balā - syahidnā - an taqūlū yaumal-qiyāmati innā kunnā ‘an hāżā gāfilīn(a).
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”
au taqūlū innamā asyraka ābā'unā min qablu wa kunnā żurriyyatam mim ba‘dihim, afatuhlikunā bimā fa‘alal-mubṭilūn(a).
Atau agar kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya nenek moyang kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami adalah keturunan yang (datang) setelah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang (dahulu) yang sesat?”
wa każālika nufaṣṣilul-āyāti wa la‘allahum yarji‘ūn(a).
Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
watlu ‘alaihim naba'al-lażī ātaināhu āyātinā fansalakha minhā fa atba‘ahusy-syaiṭānu fa kāna minal-gāwīn(a).
Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat.
wa lau syi'nā larafa‘nāhu bihā wa lākinnahū akhlada ilal-arḍi wattaba‘a hawāh(u), fa maṡaluhū kamaṡalil-kalb(i), in taḥmil ‘alaihi yalhaṡ au tatrukūhu yalhaṡ, żālika maṡalul-qaumil-lażīna każżabū bi'āyātinā, faqṣuṣil-qaṣaṣa la‘allahum yatafakkarūn(a).
Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.
sā'a maṡalanil-qaumul-lażīna każżabū bi'āyātinā wa anfusahum kānū yaẓlimūn(a).
Sangat buruk perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami; mereka menzalimi diri sendiri.
may yahdillāhu fa huwal-muhtadī, wa may yuḍlil fa ulā'ika humul-khāsirūn(a).
Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi.
wa laqad żara'nā lijahannama kaṡīram minal-jinni wal-ins(i), lahum qulūbul lā yafqahūna bihā wa lahum a‘yunul lā yabṣirūna bihā wa lahum āżānul lā yasma‘ūna bihā, ulā'ika kal-an‘āmi bal hum aḍall(u), ulā'ika humul-gāfilūn(a).
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.
wa lillāhil-asmā'ul-ḥusnā fad‘ūhu bihā, wa żarul-lażīna yulḥidūna fī asmā'ih(ī), sayujzauna mā kānū ya‘malūn(a).
Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
wa mimman khalaqnā ummatuy yahdūna bil-ḥaqqi wa bihī ya‘dilūn(a).
Dan di antara orang-orang yang telah Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan (dasar) kebenaran, dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil.
wal-lażīna każżabū bi'āyātinā sanastadrijuhum min ḥaiṡu lā ya‘lamūn(a).
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
wa umlī lahum, inna kaidī matīn(un).
Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh.
awalam yatafakkarū mā biṣāḥibihim min jinnah(tin), in huwa illā nażīrum mubīn(un).
Dan apakah mereka tidak merenungkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak gila. Dia (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas.
awalam yanẓurū fī malakūtis-samāwāti wal-arḍi wa mā khalaqallāhu min syai'iw wa an ‘asā ay yakūna qadiqtaraba ajaluhum, fa bi'ayyi ḥadīṡim ba‘dahū yu'minūn(a).
Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala apa yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya waktu (kebinasaan) mereka? Lalu berita mana lagi setelah ini yang akan mereka percayai?
may yuḍlilillāhu falā hādiya lah(ū), wa yażaruhum fī ṭugyānihim ya‘mahūn(a).
Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk. Allah membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan.
yas'alūnaka ‘anis-sā‘ati ayyāna mursāhā, qul innamā ‘ilmuhā ‘inda rabbī, lā yujallīhā liwaqtihā illā huw(a), ṡaqulat fis-samāwāti wal-arḍ(i), lā ta'tīkum illā bagtah(tan), yas'alūnaka ka'annaka ḥafiyyun ‘anhā, qul innamā ‘ilmuhā ‘indallāhi wa lākinna akṡaran nāsi lā ya‘lamūn(a).
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
qul lā amliku linafsī naf‘aw wa lā ḍarran illā mā syā'allāh(u), wa lau kuntu a‘lamul gaiba-lastakṡartu minal-khair(i) - wa mā massaniyas-sū'(u) - in ana illā nażīruw wa basyīrul liqaumiy yu'minūn(a).
Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”
huwal-lażī khalaqakum min nafsiw wāḥidatiw waja‘ala minhā zaujahā liyaskuna ilaihā, falammā tagasysyāhā ḥamalat ḥamlan khafīfan fa marrat bih(ī), falammā aṡqalad da‘awallāha rabbahumā la'in ātaitanā ṣāliḥan lanakūnanna minasy-syākirīn(a).
Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhan Mereka (seraya berkata), “Jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu bersyukur.”
falammā ātāhumā ṣāliḥan ja‘alā lahū syurakā'a fīmā ātāhumā, fa ta‘ālallāhu ‘ammā yusyrikūn(a).
Maka setelah Dia memberi keduanya seorang anak yang saleh, mereka menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya itu. Maka Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
ayusyrikūna mā lā yakhluqu syai'aw wa hum yukhlaqūn(a).
Mengapa mereka mempersekutukan (Allah dengan) sesuatu (berhala) yang tidak dapat menciptakan sesuatu apa pun? Padahal (berhala) itu sendiri diciptakan.
wa lā yastaṭī‘ūna lahum naṣraw wa lā anfusahum yanṣurūn(a).
Dan (berhala) itu tidak dapat memberikan pertolongan kepada penyembahnya, dan kepada dirinya sendiri pun mereka tidak dapat memberi pertolongan.
wa in tad‘ūhum ilal-hudā lā yattabi‘ūkum, sawā'un ‘alaikum ada‘autumūhum am antum ṣāmitūn(a).
Dan jika kamu (wahai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu; sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka atau berdiam diri.
innal-lażīna tad‘ūna min dūnillāhi ‘ibādun amṡālukum fad‘ūhum falyastajībū lakum in kuntum ṣādiqīn(a).
Sesungguhnya mereka (berhala-berhala) yang kamu seru selain Allah adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah mereka lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu orang yang benar.
alahum arjuluy yamsyūna bihā am lahum aidiy yabṭisyūna bihā am lahum a‘yunuy yubṣirūna bihā am lahum āżānuy yasma‘ūna bihā, qulid‘ū syurakā'akum ṡumma kīdūni falā tunẓirūn(i).
Apakah mereka (berhala-berhala) mempunyai kaki untuk berjalan, atau mempunyai tangan untuk memegang dengan keras, atau mempunyai mata untuk melihat, atau mempunyai telinga untuk mendengar? Katakanlah (Muhammad), “Panggillah (berhala-berhalamu) yang kamu anggap sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)ku, dan jangan kamu tunda lagi.
inna waliyyiyallāhul-lażī nazzalal-kitāb(a), wa huwa yatawallaṣ-ṣāliḥīn(a).
Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an). Dia melindungi orang-orang saleh.
wal-lażīna tad‘ūna min dūnihī lā yastaṭī‘ūna naṣrakum wa lā anfusahum yanṣurūn(a).
Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri.”
wa in tad‘ūhum ilal-hudā lā yasma‘ū, wa tarāhum yanẓurūna ilaika wa hum lā yubṣirūn(a).
Dan jika kamu menyeru mereka (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, mereka tidak dapat mendengarnya. Dan kamu lihat mereka memandangmu padahal mereka tidak melihat.
khużil-‘afwa wa'mur bil-‘urfi wa a‘riḍ ‘anil-jāhilīn(a).
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.
wa immā yanzagannaka minasy-syaiṭāni nazgun fasta‘iż billāh(i), innahū samī‘un ‘alīm(un).
Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
innal-lażīnattaqau iżā massahum ṭā'ifum minasy-syaiṭāni tażakkarū fa iżā hum mubṣirūn(a).
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).
wa ikhwānuhum yamuddūnahum fil-gayyi ṡumma lā yuqṣirūn(a).
Dan teman-teman mereka (orang kafir dan fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).
wa iżā lam ta'tihim bi'āyatin qālū lau lajtabaitahā, qul inamā attabi‘u mā yūḥā ilayya mir rabbī, hāżā baṣā'iru mir rabbikum wa hudaw wa raḥmatul liqaumiy yu'minūn(a).
Dan apabila engkau (Muhammad) tidak membacakan suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Mengapa tidak engkau buat sendiri ayat itu?” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. (Al-Qur'an) ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
wa iżā quri'al-qur'ānu fastami‘ū lahū wa anṣitū la‘allakum turḥamūn(a).
Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.
ważkur rabbaka fī nafsika taḍarru‘aw wa khīfataw wa dūnal-jahri minal-qauli bil-guduwwi wal-āṣāli wa lā takum minal-gāfilīn(a).
Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.
innal-lażīna ‘inda rabbika lā yastakbirūna ‘an ‘ibādatihī wa yusabbiḥūnahū wa lahū yasjudūn(a).
Sesungguhnya orang-orang yang ada di sisi Tuhanmu tidak merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya dan hanya kepada-Nya mereka bersujud.